Kamis, 16 Juli 2015

4 bulan menjadi seorang Ibu...


adalah belum apa apa.
ehheheh...

postingan saya yang terakhir ternyata pas umur kandungan saya 7,5 bulan ya?
yang adalah sekitar setengah tahun yang lampau!
yang demikianlah , sodara sodara..
punya baby ternyata membuat saya semakin sulit nyenggol blog.. heheh..

Setelah perjalanan 7,5 bulan itu, ternyata memang hidup saya memang lumayan bergelombang.
1,5 bulan terakhir kehamilan saya kemarin disibukkan dengan kolaborasi dengan seniman-seniman senior dari Belanda. Sempet stress dan lumayan spaneng.

Walhasil saya memilih "bersantai" di dua minggu terakhir ..
Ah.. tapi memang jodoh mengatakan saya harus kembali ke atas panggung.. seminggu sebelum melahirkan, saya masih harus pentas! itu karena pemain wayangnya yang dari Belanda mendadak kena infeksi saluran kencing... jadi apa mau dikata?
agak bikin personel yang lain - bahkan juga penonton- ketar-ketir. Ini kalo mbrojol di panggung terus gimana? hehehhe..
Tapi ternyata aman, sodara-sodara..
seperti biasa, saya wasweswos sama si bayi di perut saya... "dik.. ibu kerja dulu ya.. pentas dulu ini.. dibantu yaa..." dan walhasil pementasannya lancar. :D









photo by : Rachma Safitri & Hamie Effendi
wardrobe by : Lulu Lutfi Labibi



Sehari setelah cek terakhir kandungan, saya pendarahan.
dan dengan segera kontraksi .. sampe ngerasa kontraksi 5 menit sekali, saya dan si doi langsung ke rumah sakit. Ternyata belum bukaan, pemirsa..
ditunggu sampe hampir 24 jam, kontraksi udah tiap 4 menit sekali... bukaan hanya berhenti di 3 cm.
Si anak bayi nggak mau keluar ! waduh.. dia malah betah..

setelah cek detak jantung,  baru ketauan kalo si bayi nggak mau ngerespon pijatan rahim saya.
Setiap kontraksi, dia malah santai santai aja..
padahal tiap 4 menit sekali... selama 12 jam saya sudah kontraksi.
ini menuju bahaya, kata dokter saya..
di pukul 7 pagi, akhirnya saya dan suami segera menyetujui, saya segera masuk ruang operasi.

Di meja operasi, saya cuma dibius lokal.
Tim dokter di ruang operasi bahkan sempet interview saya tentang Papermoon saat menunggu obat bius bekerja.
ahahhah.. malah bikin talkshow !!

Tim dokter bekerja dengan cekatan dan rileks. Sesekali dokter saya bahkan megajak saya bercanda.
Saya malah asyik menikmati perginya kontraksi yang sejak sore sudah mengakrabi punggung saya.

Begitu dokter bilang "anakmu aku ambil sekarang ya?".. dan saya mengiyakan...
itulah saatnya saya merasa ada pertaruhan antara hidup dan mati.
Ruangan mendadak sepi. tim dokter konsentrasi penuh pada jabang bayi di dalam rahim saya.
saya cuma bisa melihat lampu operasi yang bersinar sangat terang di atas kepala saya.
di hadapan saya terbentang kain toska yang menutupi bagian dada ke bawah. Saya cuma bisa menerka-nerka apa yang terjadi di bawah sana.

Bayi saya apa kabarnya?
apakah dia baik-baik saja?
lengkapkah dia?
hidupkah dia?

Saya cemas.

Dan tetiba saya mendengar sang dokter bilang
" wo lha anakmu kelilit usus !! anak lanang gede tenan.. ayo nang, ayo nang.."
Dan saat itulah saya melihat sesosok bayi diangkat dari balik kain toska, mengeluarkan suara seperti tersedak, dan tidak menangis.
Kerongkongan dan hidung si bayi langsung dibersihkan.. ia tidak langsung menangis.. sang dokter bahkan sempat mengguncang perut bayi yang ditelentangkan..

Saya menangis sambil berulang menyebut "Gusti Allah... maturnuwun Gusti.. anakkuuu.."

percayalah.. adegannya akan lebih dramatis kalau saja saya nggak pake selang oksigen  di hidung..  (ingus saya menghambat jalan oksigen, sodara-sodara)
Saya menangis tersedu-sedu. Terharu bercampur khawatir tentu saja.
Kok anak saya nggak menangis.. apakah dia tidak apa apa?
"Lengkap semua, Ria... anakmu lengkap semua".. kata Pak Dokter Bharoto sedikit menenangkan saya.

Tak lama kemudian saya dengar juga suara tangisnya di samping saya.
Tidak bisa Inisiasi Menyusui Dini, kata dokter anak yang menangani bayi saya.
Anak saya bernapas lewat telinga.
HA?!!
apa lagi itu?

Segera si bayi dibungkus dan disodorkan ke wajah saja.
Wajahnya tampak berkerut kerut.. saya ciumi tak henti henti, saya nikmati beberapa detik yang saya punya untuk menciumnya pertama kali, sebelum dia dibawa ke ruang perawatan.


Seusai peristiwa itu, saya melamun.
selebihnya, saya hanya ingin segera bertemu suami saya.


Malam harinya, sang bayi dibawa ke kamar saya..
So, this is him..
Makhluk yang menendang nendang perut saya tiap siang malam..
yang selalu saya ajak bicara setiap saat..
yang selalu kami doakan untuk jadi anak yang sehat, lengkap, baik hati, ramah, pintar, dan membawa berkah buat banyak orang..

Ini dia wujudnya.
Bahagia rasanya..

Eh tapi Jangan tanya efek operasi caesar ya..
dokter saya juga nggak suka kasih obat penghilang rasa sakit. jadi walhasil selama 1 bulan pasca operasi, rasanya saya mau makan orang. ehehheheh...
Dan 2 minggu pertama menyusui adalah peristiwa yang paling jenaka dalam hidup saya.
SAKITNYA luar biasa!
dan nggak ada yang pernah bilang ke saya tentang hal ini sebelumnya.. semua buku fokus pada cara mengurangi kesakitan semasa kontraksi dan melahirkan, dst, dsb, dll..
dan nggak ada yang bilang kalo puting susu lecet gara gara menyusui itu rasanya lebih jenaka dibanding kontraksi (apalagi ditambah luka caesar tanpa obat penghilang rasa sakit).. hehehhe


*foto ini diambil tepat setelah saya copot perban. Lunang berusia 2 minggu.

Tapi saya beruntung..
saya punya suami yang mau melakukan semua hal mulai dari memandikan bayi, mengganti dan mencuci popok, menggendong bayi, mengambilkan saya minum, membuatkan saya teh, melakukan semua hal dikala saya tidak mampu bangun dari tempat tidur.
Praktis selama 1 bulan pertama, si doi lah yang mengurusi bayi saya.
Ya.. Kami memang hanya tinggal bertiga di rumah.



Jadi apa rasanya 4 bulan menjadi seorang Ibu?

Hidup saya berubah.
Pola kerja saya berubah.
Otak saya rasanya mengecil...
Saya nggak bisa berpikir sebanyak dan secepat dulu..

Tapi saya menikmatinya..
Saya belajar untuk tidak menjadi egois.
Saya belajar untuk lebih tenang..
berjalan lebih pelan..
dan lebih bersabar.

Sekarang seorang anak bergantung pada diri saya.
Pada susu yang keluar dari payudara saya...
Pada apa yang saya tanamkan padanya..
Pada waktu yang saya habiskan dengannya..
Pada aktivitas yang saya lakukan bersamanya...
pada pekerjaan yang saya bagi dengannya...



Dan apakah saya menikmati menjadi seorang Ibu?




ya. saya sangat menikmatinya.


Selamat bergabung di bahtera kami, Lunang Pramusesa.
mari kita bersama menjelajah alam semesta...


*nama Lunang  kami ambil dari nama karakter boneka utama
yang dibuat oleh Iwan  di pementasan "LAKI LAKI LAUT".
Lunang diambil dari bahasa Jawa Kawi yang artinya Ombak.
Pramusesa diambil dari bahasa sanskrit yang artinya penjelajah alam  semesta.








Minggu, 18 Januari 2015

7,5 bulan... dan bersiap untuk berubah.


Nggak terasa.
ternyata sudah 7,5 bulan saya menggembol anak bayi di dalam rahim saya. Saya bawa kesana kesini..
Bahkan saya sempat juga menjejakkan kaki saya di Berlin, Perth dan Kalgoorlie (Australia) di bulan keempat kehamilan saya.

Saya cukup beruntung karena kehamilan saya ini berjalan dengan cukup menyenangkan...
Nggak ada morning sickness, mual, muntah, pusing, depresi, atau emosional dan cranky..
Saya juga nggak ada pantangan sama sekali untuk memakan apapun.. Nggak yang mencium bau apa terus mual-mual.

Suami saya juga nggak sempat mengalami dimintain makanan aneh aneh tengah malem, atau minta anterin saya pegang kumisnya orang karena saya ngidam kumis, misalnya..

Iya.. Saya cukup beruntung.



Di bulan keempat kehamilan saya,
saya bahkan masih jadi penulis naskah, sutradara sekaligus pemain di "SURAT KE LANGIT".
Perut saya sudah agak membuncit, dan saya butuh banyak tidur siang saat itu.
Jadi temen-temen di Papermoon tiba tiba bisa menemukan saya yang tidur pulas di atas tumpukan kain sidewing, atau di tumpukan kostum di tempat latihan .

Alarm tubuh saya akan mengabari jika saat waktu tidur siang tiba.
Dan saya harus melakukannya, karena tubuh saya memerlukannya.

Saat itu, si anak bayi mulai bergerak-gerak kian kemari di dalam rahim saya.





Selesai membuat pementasan, saya dan suami sempat terbang ke Kalgoorlie (Australia) dan tinggal di sana selama seminggu, pulang ke Jogja 3 hari, lalu terbang lagi selama 19 jam ke Berlin dan tinggal disana selama 1 minggu...

Untungnya dokter kandungan saya cukup santai ...
dia cuma menggerutu sedikit pas saya minta dia membuatkan saya surat pernyataan kehamilan dalam bahasa Inggris , 2 hari sebelum saya terbang lagi ke Berlin. ehhehe...
Selebihnya, dia benar benar membebaskan saya melanglang buana, dan meminta saya untuk memahami sendiri alarm tubuh saya.

Berhasil...



Sepulang dari 2 negara itu, Papermoon Puppet Theatre sempat pentas lagi di Jakarta.
kali ini saya sudah nggak main.
Perut saya makin membola.. Tapi kebiasaan saya tidur siang ternyata sudah tidak terjadi lagi.
Siang hari saya bisa kerja seperti biasa. Mondar mandir dari rumah ke studio papermoon yang jaraknya cuma beberapa senti.. :D

Sepulang dari Jakarta, tim Papermoon harus menyiapkan hajatan 2 tahunan kami. Pesta Boneka.
kali ini saya bekerja sebagai kurator, merangkap direktur festival, merangkap MC, dan juga tukang cari duit dan juga berkolaborasi dengan salah satu seniman dari Australia. 

Nggak ada tidur siang.
Kami cuma punya waktu satu bulan untuk menyiapkan semua. Tim papermoon dibelah belah, selain jadi host, kami juga berkolaborasi dengan 3 seniman dari mancanegara untuk bikin karya.




Pesta Boneka #4 digelar selama 3 hari , dihadiri 10 kelompok seniman dari 12 negara.
Setiap hari saya nggak berhenti mondar mandir dan jalan kaki kian kemari.
Ajaib.. 
kaki saya juga nggak bengkak... dan energi saya seperti nggak habis habis.

Waktu itu saya hamil 6 bulan, 
dan saya merasa sedang mengantungi baterai penyalur energi yang tak pernah habis dayanya. 



dan sekarang, tanpa terasa usia kehamilan saya 7,5 bulan.
Berat badan saya naik 7 kg.
Di usia kandungan 7 bulan kemarin, dokter bilang bobot anak bayi di rahim saya adalah 1,7kg.
Sip. Cukup.

Perut saya mulai terasa berat.. punggung mulai pegel-pegel.. saya juga jadi gampang keringetan..
Tidur malam mulai tidak pulas... Napsu makan makin menggelora (ehehhe)..
Dan karena tidur malam yang kurang pulas, kalau pagi bangunnya jadi kurang seger.

Saya mulai membiasakan diri untuk yoga dan berenang seminggu sekali..
Gerak-gerik si anak bayi jadi semakin sering dan kuat sekali.
Rasanya lucu! :D

Oh ya, saya sempat merasa mual 2 hari..
dan itu karena selama 2 hari itu saya nggak melakukan apa apa.
Begitu keesokan harinya saya diterjang meeting, walhasil semua kembali biasa biasa saja!



Banyak teman bilang, bahwa hidup saya tak akan pernah jadi semakin mudah dari hari kehari, 
sejak kehamilan ini dimulai.
Dan saya sepakat.

Tapi terlebih dari itu, saya benar benar merasa sedang bersiap di antrian roller coaster.
Rasanya geli, menyenangkan, cemas, dan juga tak sabar. 

Hidup saya memang tak akan pernah sama lagi.
karena ini bukan hanya tentang hidup saya sendiri...
Hari ini saya merasakan anak bayi di perut saya cegukan. 
Sesuatu yang tak pernah saya bayangkan di awal tahun lalu.

Setumpuk jadwal kerja tahun ini bahkan sudah dihitung dengan 1 tambahan jumlah personil.
Tapi ini baru masalah hitungan angka.

Kali ini saya sedang mempersiapkan mental saya ... untuk bersedia berubah.
:)


"Semoga kehadiranmu kelak bisa menjadi berkah buat banyak orang, ya nang.. 
dan semoga kamu tumbuh menjadi orang yang bisa menghargai banyaknya perbedaan..."

***




Senin, 11 Agustus 2014

my first two months of being... a pregnant lady.


Hamil, buat saya .. adalah sebuah pilihan.



Buat saya yang selama 7 tahun usia pernikahan telah menghabiskan hampir 16 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu untuk bekerja dan travelling.. hamil dan punya anak sempat berada dalam poin-poin yang terkadang ada dan lebih sering tidak , dalam list keinginan saya- dan juga suami saya.



Bekerja di bidang yang sama, saya dan suami memang menghabiskan 1x24 jam dalam hidup kami bersama. Kami merasa hidup ini cukup membahagiakan untuk dibagi berdua, bersama dengan saudara dan teman-teman kami semua.

Kesukaan saya pada anak kecil juga tidak kemudian membuat 'the bells ring'.
Saya sangat menikmati hidup kami berdua yang selalu dikelilingi sahabat-sahabar terbaik kami.
Saya merasa sangat bebas untuk melakukan apapun.
Mengiyakan tawaran bepergian atau membeli tiket  ke mancanegara dalam waktu yang berdekatan tanpa berpikir panjang adalah hal yang biasa kami lakukan , terutama dalam 4 tahun terakhir.


Ditanya bolak-balik sama tetangga, beberapa teman, saudara-saudara , tante, bude yang sambil bertanya akan otomatis menempelkan tangannya ke perut saya, "Gimana? kapan ini?", otomatis menjadi pertanyaan yang kerap hadir selama 7 tahun hidup kami.
Pertanyaan yang selalu kami jawab dengan tawa lebar, dan jawaban "masih suka pacaran", dan pasti disambut dengan senyuman pasrah mereka yang bertanya.


Tentu saja, setelah 7 tahun rajin bertanya, banyak dari mereka yang sudah capek bertanya.
Jujur saja,  pertanyaan itu sama sekali tak pernah menjadi beban buat saya.
Ya karena bagi kami , hamil dan punya anak adalah pilihan.


Sampai akhirnya kami berada di sebuah titik
Di bulan kami merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ketujuh.
...

Kami akhirnya memutuskan untuk mencoba.
Mencoba bikin anak.
:D

kenapa?
nggak tahu.
di saat itu ternyata kami berdua sama-sama merasa cukup siap untuk mencoba.
tentu saja karena banyak sekali faktor yang mendukung kesiapan kami untuk memilih langkah yang itu.

....

dan kejutannya adalah...
saya langsung hamil.




Saat saya mengunggah foto usg isi rahim saya ke instagram dan facebook, saya segera mendapat ratusan ucapan selamat. dan bahkan pertanyaan, apa rahasianya saya bisa akhirnya hamil, setelah 7 tahun belum dikaruniai anak?

 Saya jawab, saya beruntung...
..  si kecil langsung tumbuh di rahim saya tanpa kami perlu menunggu lama...




Tanpa saya sadari di bulan pertama kehamilan, Papermoon pentas di Jakarta.
Ini adalah kali pertama saya tidak tampil di atas panggung.
Dan sekarang kami juga tengah mempersiapkan pementasan besar kami di bulan September di Festival Salihara, jakarta, yang bakal disusul oleh PESTA BONEKA #4, sebuah festival teater boneka internasional kali keempat yang sudah kami gelar selama 8 tahun di bulan Desember.

Beberapa jadwal untuk tahun depan juga sudah mulai kami susun.
Beberapa undangan ke mancanegara di tahun mendatang,
kemudian saya tambahi syarat : 1 ticket flight untuk bayi.

Hamil dan punya anak adalah pilihan.
tapi juga sama halnya rejeki,
itu sudah ada yang mengatur.


Semoga memang si kecil ini adalah milik kami.
dan Semoga si kecil sehat-sehat.
.. amin...


***



Kamis, 01 Mei 2014

2 minggu yang berharga di kaki merapi..


hello temans!
duh... lagi lagi, sudah terlalu lama kuwacikecil nggak beroperasi.
semenjak kami pindah rumah ke #rumahpintu , hari-hari kami cukup jungkir balik dengan akrobat seru antara nggarap project sama menata isi rumah.. :)

dan salah satu kisah seru yang pingin saya bagi kali ini berkaitan sama salah satu project Papermoon Puppet Theatre yang bulan Maret kemarin kita gelar.

Nggak.. saya nggak mau cerita panjang lebar tentang apa itu DRAWBRIDGE project... karena untuk cerita itu bisa kalian baca diSINI  .. ;)

Saya cuma mau cerita tentang asiknya bertelanjang kaki dan bergaul selama 10 hari penuh dengan anak-anak kecil di dusun Sumber, di salah satu desa di kaki Gunung Merapi yang hanya berjarak 9 km dari puncak gunung aktif itu...





setiap hari, selama 10 hari, kami bekerjasama dengan 45 anak dan 20 orang dewasa di dusn itu untuk membuat pementasan yang berdasarkan dari pengalaman bermain mereka sehari-hari.

uuuff.... ya...
saya belajar banyak sekali...
selama 2 minggu, saya tinggal di tengah orang-orang luar biasa yang hidup sebagai petani,
dan mendidik anak-anak mereka dengan cinta yang penuh.
Mereka menyediakan ruang, cinta dan keleluasaan pada anak-anaknya untuk tumbuh sebagai manusia yang bisa menghargai orang lain.

Sebuah kemewahan yang sulit saya temukan di kehidupan orang-orang kota.
di kehidupan orang-orang yang menitipkan anak-anaknya di sekolah terbaik, termahal untuk menjadi orang pintar... tapi tidak bisa menghargai orang lain...




Hari itu saya belajar...



 


 Bahwa sejauh-jauhnya kami bisa bepergian mengelilingi dunia....





 Rumah kami tetaplah di sini.





Di tanah subur, dengan hawa panas tropis,
 dan senyum terbaik yang tak terbayar harganya...




****

photos courtesy by : Drawbridge Project
all photos by Indra Wicaksono

Rabu, 30 Oktober 2013

...Saat rumah adalah harapan ..


Di awal tahun 2013, saya pernah menulis tentang #rumahpintu di link INI .
Ya... #rumahpintu adalah sebuah harapan yang kami tanam sejak awal tahun 2013.

Tak terasa sudah 7 tahun saya tinggal bersama, satu atap, satu kamar mandi, satu dapur dengan Papermoon Puppet Theatre
Setelah menikah, Saya dan Iwan bahkan memutuskan untuk tinggal satu atap dengan studio kerja Papermoon.
Lengkap sudah.
Saya, Iwan effendi, studio kerja Iwan sebagai perupa, dan 4 orang yang sehari-hari ngantor, bekerja dan menggergaji kayu ... berlindung di atap yang sama, di sebuah rumah bergaya arsitektur Jawa yang sederhana, yang tidak bersekat.


photo courtesy by Ojanto



Ruang seukuran kurang lebih 50 meter persegi yang kami tinggali merupakan ruang tamu,  sekaligus ruang kerja, berikut kamar tidur. 



Ratusan tamu sempat singgah di studio kami,  yang kalau malam berubah jadi kamar tidur buat saya dan iwan. Gaya Jepang. Aktivitas kami di malam hari adalah menggelar kasur, dan kemudian menggulungnya saat sinar matahari sudah membangunkan kami dari balik jendela.

Sudah beberapa majalah dan stasiun TV bahkan meliput studio kami. Memotret berbagai sudutnya, dengan tak pernah menyangka bagaimana kami bisa tidur di ruang yang setiap hari didatangi orang baru.




Sudah 6 tahun kami tinggal bersama sebagai sepasang suami istri, tanpa kamar tidur.
Dan tak pernah merasa ada masalah.
Dulu.

Sampai akhirnya tanpa kami sadari, jadwal Papermoon mulai memenuhi kalender, dan karir Iwan sebagai perupa juga sudah semakin memenuhi ruang.
Kami tak lagi punya ruang privat. Sama sekali. 

Iwan sempat mengontrak sebuah rumah yang rencananya akan dipakai sebagai studio pribadi. Gagal.
Dia tak pernah berhasil bekerja di studionya itu. Seperti dugaan saya, Iwan harus tidur di depan karyanya. Dia nggak berbakat ngantor untuk karir kesenirupaannya.

Kami hampir putus asa. Mencari rumah lain untuk studio Papermoon terasa agak mustahil, sedangkan mencari rumah lain untuk kami tinggali juga terasa tak tepat.

Hingga alam semesta mempertemukan kami dengan sebuah rumah berarsitektur Jawa lain, yang nampak bersahaja , tak jauh dari studio Papermoon.
Saya segera jatuh cinta. 
Saya segera bisa membayangkan bagaimana jika saya dan iwan membangun hidup berdua di rumah itu. 
Saya segera bisa membayangkan sebuah harapan baru pada kehidupan kami bertiga. Saya, Iwan dan tentu saja Papermoon.


Mulailah sedikit demi sedikit renovasi kami lakukan. Mulai dari membangun talang beton untuk mengindari kebocoran khas atap rumah tua, mengganti genteng, membangun kamar mandi, membuat dapur, memilih ubin dan tak lupa ... membuat kamar tidur!



Saya yang juga hobi membeli daun jendela dan daun pintu, mulai sibuk memilah milah daun jendela dan daun pintu mana yang tepat diletakkan di mana.
Satu set gebyok kayu jati yang sudah saya beli beberapa tahun lalu akhirnya bisa menemukan rumahnya.




Beberapa detail kecil juga saya tambahkan di sana sini.
Beberapa handle keramik mungil yang saya dapatkan di sebuah toko usang di Darwin kini sudah menemukan pasangannya.
Manis.


 Kami sengaja tidak mengubah bentuk rumah yang dibangun tahun 1930-an ini. Kayu-kayu jati nya masih menyokong dinding dan genteng rumah ini sampai sekarang. Tak ada yang kami kurangi.




Memang membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk merenovasi Rumah ini. Tak sabar rasanya. Beberapa minggu terakhir ini saya dan iwan hampir 3-4 kali menengok rumah ini dalam sehari.

Rumah Pintu, demikian kami memberinya nama.
Hanya karena Rumah ini memiliki banyak pintu dan daun jendela.

Rumah bersahaja yang menumbuhkan sebuah harapan besar pada kehidupan kami. 

Ah... Tak sabar rasanya ingin mengundang sahabat sahabat kami minum coklat panas dan kopi aroma di halaman belakang rumah kami kelak...

terima kasih, alam semesta...





Minggu, 04 Agustus 2013

a place to escape...


with 9 projects in hand...
sometimes i don't know which one i should do first.

i got stucked.
then decided to escape for a little while...


Kamis, 13 Juni 2013

australia : seminggu jadi kangguru


hello hey ho...
lama nggak berjumpa !! kangen nulis rasanya...
walaupun hari hari saya lagi dipenuhi dengan menulis juga sebenernya..
tapi nulis revisi naskah pentas Laki-Laki Laut buat pentas Papermoon bulan juli mendatang, dan
... nulis form visa! (yang terakhir rasanya aduhay banget deh puyengnya)


okei... fiiuh...
well yeah.... apa kabar saya?
not that bad, but not easy.
(hehehehe .. nice answer, huh? )

saya lagi ditantang dan juga menantang diri saya untuk keluar dari zona nyaman..
makanya rasanya campur aduk. Proses Laki-Laki Laut membuat perut saya teraduk aduk, persis kayak mau naik roller coaster.  Rasanya tau kalo tantangannya gila gilaan.. tapi saya belum bisa ngapa-ngapain karena memang semuanya masih pada proses persiapan.

Jadi daripada kali ini saya curhat tentang proses saya yang super menantang itu, lebih baik kali ini saya cerita tentang perjalanan seminggu saya yang sangat mendadak bulan lalu ya..



iya... saya ke Australia.
Memenuhi undangan DFAT (semacam Departemen Perdagangan- Australia) untuk menjadi keynote speaker di  acara Australian Theatre Forum 2013.


Sebuah undangan yang datang mendadak, hanya 3 minggu sebelum acara digelar!
dan dengan nekat (belum pernah terlibat acara beginian boook!!), dan sedikit panik (karena target banyak yang belum kelar), dengan didorong dorong si doi dan temen temen se-Papermoon.. saya berangkat juga.


Saya mengunjungi 3 kota sekaligus, dalam 1 minggu! 
Saya berpindah-pindah dari Sydney, Melbourne, Canberra, lalu kembali ke Melbourne lagi.
benar benar melompat lompat super kilat ala kangguru, pemirsa! GILA!
setiap 2 jam saya punya jadwal meeting di tempat yang berbeda-beda.
EDAN! kayaknya anggota DPR yang studi banding ke luar negeri aja nggak gini gini amat jadwalnya yak? heheh

Aaaahh.. tapi saya seneng sekali!
SERU! saya ketemu sama banyak orang, dan berkunjung ke beberapa art space.
mmmm... too bad...
saya nggak bisa menghabiskan waktu di tempat tempat kegemaran saya... dan cuma bisa ngintip ngintip beberapa menit (literally in a minute) di beberapa tempat lucu lucu yang pingin banget saya kinjungi kelak...



Susannah Place di Sydney ini salah satunya.
Ini adalah sebuah museum, yang merupakan rumah tinggal sebuah keluarga imigran di tahun 1844.
Semua pernik pernik yang ada super vintage!
dan mereka ada tour keliling museum dalam waktu tertentu.
dan saya nggak bisa ikutaaan!! HUHUHHUUHHU... :'(




ini adalah sebuah bekas stasiun kereta yang sekarang jadi art space, masih di sydney..
adorable!!



dermaga tua di Sydney, yang bekas-bekas gudangnya lagi lagi beralih fungsi..
jadi art space!




Melbourne adalah kota yang pingin sekali saya kunjungi,
karena saya punya beberapa teman seniman teater boneka yang tinggal di sana.
mereka selalu beranggapan bahwa Yogya itu kayak Melbourne, dan saya penasaran.

DAN BENAR!
baru menghabiskan beberapa jam di Melbourne, saya sudah jatuh cinta!








Perjalanan saya berlanjut ke Canberra.
Ini adalah Canberra Theatre, tempat di mana Australian Theatre Forum 2013 digelar.
Ini adalah tujuan utama kenapa saya ada di Australia bulan kemarin.



oke.. dan itu saya..
sharing tentang Papermoon, dan juga lingkungan yang membesarkan kami, 
Yogyakarta dan orang-orangnya.
(ngomong pake bahasa Inggris di depan 250 jagoan teater Australia?
percayalah... tangan saya dingin, dan saya grogi minta ampun)




gosh... udah jauh jauh ke Australia,
semesta tetep aja mempertemukan saya sama beginian...
*mendadak inget kerjaan...



Canberra kota yang tenang, Sepi... kayak Washington DC.
Dan museumnya juga dahsyat!!!
saya dapet kesempatan ngintip koleksi kostum Ballet Russes,
di ruang arsip Canberra National Gallery, sekaligus dapet cerita langsung dari kuratornya tentang gimana mereka dapetin koleksi itu, dan merawat koleksi itu, sampe cara mereka
me-restorasi kostum kostum itu. 
aaahh.. surga!



dan ini adalah hari terakhir saya di Australia kemarin.
Saya kembali ke Melbourne!
woohooo!!




dan mendadak ketemu sebuah sudut yang sangat Chezh !


jendela yang cantiknya minta ampun...




bekas pasar daging ciamik dari tahun 1800-an yang (lagi lagi) berubah jadi art space




dan rumah rumah bak di negeri dongeng.

hmmm... it feels nice to visit our neighbour, anyway..

apalagi kalo dapet bonus perjumpaan macam ini.. ehhehe



mendadak Gotye!